Untouchable Mega Corruption?

Kasus Mega Korupsi Yang Sudah Sangat Transparan, dan Sangat Membebani Garuda. Kasus ini harus diusut karena sebesar US$ 470 juta dari US$ 748 juta utang Garuda berasal dari pembelian A330-300 tersebut. Artinya, Garuda hingga kini membayar utang hasil Mega Korupsi Mark Up, bukan membayar utang karena kebutuhan ekonomisnya.................

>>>Namun hingga saat ini belum tersentuh Aparat Penegak Hukum & Pemberantas Korupsi Republik Indonesia<<<

ADA APA DENGAN APARAT KITA?

MOHON DUKUNGAN MASYARAKAT & SEGENAP KARYAWAN GARUDA UNTUK MELAKUKAN KONTROL SOSIAL TERHADAP KASUS MEGA KORUPSI INI.

INFO PEDULI KITA

Jika kita memiliki info dan data-data sekitar kasus ini silakan mengirimkannya ke mega_dosa_garuda@yahoo.com kerahasiaan dan keamanan kita dijamin. "Kalau bukan kita siapa lagi?"

Friday, December 30, 2005

Masyarakat Penerbangan Tolak Privatisasi Garuda

TEMPO Interaktif

Masyarakat Penerbangan Tolak Privatisasi Garuda
Jum'at, 30 Desember 2005 | 00:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Masyarakat Peduli Angkutan Udara Komersial Indonesia
(PAUKI) menolak rencana pemerintah menjual Garuda Indonesia kepada pihak asing.
Sebab Garuda dinilai sebagai aset strategis milik negara yang harus
diselamatkan untuk kepentingan rakyat.

"Pemerintah harusnya memberikan keberpihakan kepada aset negara. Jika tidak,
aset-aset negara akan mati," kata Penasehat PAUKI yang juga mantan Direktur
Utama Garuda M. Soeparno, Kamis (29/12).

Untuk menyelamatkan Garuda, lanjut dia, tidak harus dengan modal asing. Banyak
potensi dana di dalam negeri yang bisa membantu garuda seperti deposito milik
Angkasa pura II dan PT Jamsostek yang cukup banyak. "Modal yang ada didalam
negeri bisa mencapai Rp 600 triliun," ujar Soeparno.

Keberpihakan pemerintah, lanjut dia, sangat diperlukan bila ingin Garuda mampu
bersaing di dunial Internasional. Sebab Garuda dan maskapai domestik lainnya
belum mampu berdiri sendiri tanpa proteksi pemerintah untuk memasuki era
liberalisasi penerbangan. "Masih kurus kok sudah disuruh berdiri sendiri
sebaikmya dikasih gizi dulu sampai gemuk dan kuat baru ia mampu bersaing,"
ujarnya.

Soeparno memaparkan pada periode 1984-1992 Garuda bisa mencapai puncak
kejayaannya karena adanya keberpihakan pemerintah. Saat itu pemerintah sangat
selektif dan tidak mudah memberikan izin penerbangan baru kepada maskapai.
Khairunnisa